Sabtu, 18 Oktober 2014

Epistemologi




Makalah

FILSAFAT ILMU


Tentang
EPISTEMOLOGI







Kelompok 4:

1.     Nurkumala Sari            1303890 
2.     Debi Martavia               1303892 
3.     Liza Fitri                        1303894


Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M.Pd


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

EPISTEMOLOGI
CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR

A.    Jarum Sejarah Pengetahuan
Konsep dasar pengetahuan waktu dulu adalah kriteria kesamaan bukan perbedaan. Tetapi setelah berkembangnya abad penalaran pada pertengahan abad ke 17 konsep dasarnya berubah dari kesamaan kepada perbedaan berbagai pengetahuan yang mengakibatkan timbulnya spesialisasi pekerjaan dan konsekuensinya mengubah struktur kemasyarakatan. Pohon pengetahuan mulai dibeda-bedakan berdasarkan apa yang diketahui, bagaimana cara mengetahui dan untuk apa pengetahuan itu dipergunakan.

B.     Pengetahuan
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk didalamnya adalah ilmu. Setiap jenis pengetahuan memiliki ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi). Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya dan terbatas pada lingkup pengalaman kita. Usaha untuk mengetahui gejala alam sudah dimulai sejak dulu kala melalui mitos.
Tahap selanjutnya yaitu dengan mengembangkan pengetahuan yang mempunyai kegunaan praktis dan berakar pada pengalaman berdasarkan akal sehat yang didukung oleh metode mencoba-coba. Perkembangan ini menyebabkan tumbuhnya pengetahan yang disebut seni terapan. Akal sehat dan cara coba-coba mempunyai peranan penting dalam usaha manusia untuk menemukan penjelasan mengenai berbagai gejala alam. Perkembangan selanjutnya adalah tumbuhnya rasionalisme yang secara kritis mempertanyakan dasar-dasar pikiran yang bersifat mitos. Lalu berkembang lagi kearah empirisme yang menyatakan bahwa pengetahuan yang benar itu didasarkan kepada kenyataan pengalaman.


C.    Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Jadi metodologi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir induktif dan cara berpikir deduktif
Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah, yaitu
1.      Perumusan masalah
2.      Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
3.      Perumusan hipotesis
4.      Pengujian hipotesis
5.      Penarikan kesimpulan

D.    Struktur Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat keilmuan dan dapat disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu. Pengetahuan ilmiah pada hakikatnya mempunyai tiga fungsi yakni menjelaskan, merencanakan dan mengontrol. Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Sebuah teori biasanya terdiri dari hukum-hukum. Hukum pada hakikatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu kaitan sebab akibat. Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan hukum harus mempunyai tingkat keumuman yang tinggi (bersifat universal).
Disamping hukum, teori keilmuan juga mengenal kategori pernyataan yang disebut prinsip. Prinsip dapat diartikan sebagai pernyataan yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu, yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi. Beberapa disiplin ilmu juga sering mengembangkan postulat dalam menyusun teorinya. Postulat merupakan asumsi dasar yang kebenarannya kita terima tanpa dituntut pembuktiannya. Walaupun demikian, meski terdapat alasan yang kuat dalam menetapkan sebuah postulat. Bila postulat dadlam menetapkannya tidak perlu bukti tentang kebenarannya, maka hal ini berlainan dengan asumsi. Asumsi harus merupakan pernyataan yang kebenarannya secara empiris dapat diuji.
Dalam pengkajian ilmiah, seperti penelitian dituntut untuk menyatakan secara tersurat postulat, asumsi, prinsip, serta dasar-dasar pikiran lainyang dipergunakan dalam mengembangkan argumentasi.
Penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui dinamakan penelitan murni atau penelitian dasar. Sedangkan penelitian yang bertujuan untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah yang telah diketahui untuk memecahkan masalah kehidupan yang bersifat praktis dinamakan penelitian terapan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar