2.
Debi Martavia 1303892
3.
Liza Fitri 1303894
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Z. Mawardi
Effendi, M.Pd
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
EPISTEMOLOGI
CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN
YANG BENAR
A. Jarum Sejarah Pengetahuan
Konsep dasar pengetahuan waktu dulu
adalah kriteria kesamaan bukan perbedaan. Tetapi setelah berkembangnya abad
penalaran pada pertengahan abad ke 17 konsep dasarnya berubah dari kesamaan
kepada perbedaan berbagai pengetahuan yang mengakibatkan timbulnya spesialisasi
pekerjaan dan konsekuensinya mengubah struktur kemasyarakatan. Pohon
pengetahuan mulai dibeda-bedakan berdasarkan apa yang diketahui, bagaimana cara
mengetahui dan untuk apa pengetahuan itu dipergunakan.
B. Pengetahuan
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan
segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk didalamnya
adalah ilmu. Setiap jenis pengetahuan memiliki ciri-ciri yang spesifik mengenai
apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi). Ilmu
mempelajari alam sebagaimana adanya dan terbatas pada lingkup pengalaman kita.
Usaha untuk mengetahui gejala alam sudah dimulai sejak dulu kala melalui mitos.
Tahap selanjutnya yaitu dengan
mengembangkan pengetahuan yang mempunyai kegunaan praktis dan berakar pada
pengalaman berdasarkan akal sehat yang didukung oleh metode mencoba-coba.
Perkembangan ini menyebabkan tumbuhnya pengetahan yang disebut seni terapan.
Akal sehat dan cara coba-coba mempunyai peranan penting dalam usaha manusia
untuk menemukan penjelasan mengenai berbagai gejala alam. Perkembangan
selanjutnya adalah tumbuhnya rasionalisme yang secara kritis mempertanyakan dasar-dasar
pikiran yang bersifat mitos. Lalu berkembang lagi kearah empirisme yang
menyatakan bahwa pengetahuan yang benar itu didasarkan kepada kenyataan
pengalaman.
C. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang
didapatkan lewat metode ilmiah. Metode merupakan suatu prosedur atau cara
mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Metodologi
merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat
dalam metode ilmiah. Jadi metodologi metodologi ilmiah merupakan pengkajian
dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Metode ilmiah
mencoba menggabungkan cara berpikir induktif dan cara berpikir deduktif
Alur berpikir yang tercakup dalam
metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan
langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah, yaitu
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan kerangka
berpikir dalam pengajuan hipotesis
3. Perumusan hipotesis
4. Pengujian hipotesis
5. Penarikan kesimpulan
D. Struktur Pengetahuan
Ilmiah
Pengetahuan yang diproses menurut
metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat keilmuan dan
dapat disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu. Pengetahuan ilmiah pada hakikatnya mempunyai
tiga fungsi yakni menjelaskan, merencanakan dan mengontrol. Teori merupakan
pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari
sebuah disiplin keilmuan. Sebuah teori biasanya terdiri dari hukum-hukum. Hukum
pada hakikatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua
variabel atau lebih dalam suatu kaitan sebab akibat. Pengetahuan ilmiah dalam
bentuk teori dan hukum harus mempunyai tingkat keumuman yang tinggi (bersifat
universal).
Disamping hukum, teori keilmuan juga
mengenal kategori pernyataan yang disebut prinsip. Prinsip dapat diartikan
sebagai pernyataan yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala-gejala
tertentu, yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi. Beberapa disiplin ilmu
juga sering mengembangkan postulat dalam menyusun teorinya. Postulat merupakan
asumsi dasar yang kebenarannya kita terima tanpa dituntut pembuktiannya.
Walaupun demikian, meski terdapat alasan yang kuat dalam menetapkan sebuah
postulat. Bila postulat dadlam menetapkannya tidak perlu bukti tentang
kebenarannya, maka hal ini berlainan dengan asumsi. Asumsi harus merupakan
pernyataan yang kebenarannya secara empiris dapat diuji.
Dalam pengkajian ilmiah, seperti
penelitian dituntut untuk menyatakan secara tersurat postulat, asumsi, prinsip,
serta dasar-dasar pikiran lainyang dipergunakan dalam mengembangkan
argumentasi.
Penelitian yang bertujuan untuk
menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui dinamakan
penelitan murni atau penelitian dasar. Sedangkan penelitian yang bertujuan
untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah yang telah diketahui untuk memecahkan
masalah kehidupan yang bersifat praktis dinamakan penelitian terapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar