Makalah
METODOLOGI PENELITIAN
Tentang
“POPULASI,
SAMPEL, DAN RANCANGAN PENELITIAN”
Oleh:
Lusi Englita
14205026
|
Nurkumala Sari
14205037
|
Rezki Donhenri
14205047
|
Elpi Julianti
14205080
|
Dosen
Pembimbing:
Dr. Armiati, M.Pd
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Penelitian kuantitatif adalah
suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai
alat menganalisis keterangan mengenai apa yang kita ketahui. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah
penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti
dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau
komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat
suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan
mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan
metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan
penganalisaan data terhadap objek
Selain itu, membuat rancangan
penelitian juga merupakan langkah penting dalam melakukan penelitian. Rancangan
atau desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun
serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang
peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang
bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian populasi?
2.
Apa saja jenis-jenis populasi?
3.
Apa pengertian sampel?
4.
Bagaimana cirri-ciri sampel yang baik?
5.
Apa alasan menggunakan sampling?
6.
Apa keuntungan penggunaan sampel?
7.
Bagaimana cara mengambil sampel?
8.
Bagaimana cara menentukan sampel?
9.
Apa yang dimaksud dengan rancangan
penelitian?
10.
Jelaskan jenis-jenis rancangan
penelitian kuantitatif?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian populasi
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis populasi
3.
Untuk mengetahui pengertian sampel
4.
Untuk mengetahui cirri-ciri sampel yang
baik
5.
Untuk mengetahui alasan penggunaan
sampling
6.
Untuk mengetahui keuntungan penggunaan
sampel
7.
Untuk mengetahui bagaimana cara mengambil sampel
8.
Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan sampel
9.
Untuk mengetahui pengertian rancangan
penelitian
10.
Untuk mengetahui jenis-jenis rancangan
penelitian kuantitatif
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Populasi
1. Pengertian Populasi
Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh
data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya dalam
Sugiyono (2006:117)
Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan
beberapa karakteristik populasi adalah:
a. Merupakan
keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan.
b. Dapat
berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek maupun
kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang telah
ditetapkan.
c. Merupakan
batas-batas (boundary) yang mempunyai
sifa-sifat tertentu yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan
itu.
d. Memberikan
pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.
2. Jenis-Jenis Populasi
Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu:
a. Populasi
terbatas (definite) yaitu objek
penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid,
dan jumlah mahasiswa.
b. Populasi
tak terbatas (infinite) yaitu objek
penelitian yang mempunyai jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung
jumlahnya; seperti pasir di pantai.
Disamping itu persoalan populasi bagi suatu
penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini
a.
Populasi yang bersifat homogen, yakni
populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu
dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya seorang dokter yang akan
melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
b.
Populasi yang bersifat heterogen, yakni
populasi uang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi,
sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
B.
Sampel
1.
Pengertian
Sampel
Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat
dikatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili
populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi (2002:109), sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian sampel
adalah sebagai berikut
a. Sax
(1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas dari
unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah
mewakili populasi.
b. Warwick
(1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah sebagian dari suatu hal yang
luas, yang khusus dipilih untuk mewakili keseluruhan.
c. Kerlinger
(1973:118) menyatakan: Sampling is taking
any portion of a population or universe as representative of that population or
universe.
d. Leedy
(1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan hati-hati sehingga dengan
melalui cara sedemikian peneliti akan dapat melihat karakteristik total
populasi.
2. Ciri-Ciri Sampel yang Baik
Berangkat dari berbagi pendapat yang telah
diutarakan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sampel yang baik adalah:
a. Sampel
dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan benar.
b. Sampel
harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili keseluruhan
karakteristik yang terdapat pada populasi.
c. Besarnya
ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang dapat
ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.
3. Alasan Sampling
Adapun
alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel menurut Sudjana
(2002:161) adalah
a. Ukuran
populasi
Dalam hal
populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya
bersifat konseptual. Karena itu sama
sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga
dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar ,tidak praktis
untuk mengumpulkan data dari populasi 50
juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah
biaya
Besar-kecilnya
biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin
besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –lebih bila
objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah
satu cara untuk mengurangi biaya.
c. Masalah
waktu
Penelitian
sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi.
Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan
diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih cepat.
d. Percobaan
yang sifatnya merusak
Banyak
penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari
tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak
mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian
harus dilakukan hanya pada sampel.
e. Masalah ketelitian
Adalah
salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal
ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap
populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi
bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian
terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f. Masalah
ekonomis
Pertanyaan
yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari
hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah
dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain
penelitian sampel pada dasarnya akan
lebih ekonomis daripada penelitian populasi
4. Keuntungan Penggunaan Sampel
Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan
sampel, yaitu
a. Biaya
menjadi berkurang
b. Lebih
cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data
c. Lebih
akurat
d. Lebih
luas ruang cakupan penelitian
5. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.
Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified
random, disproportionate stratified random, dan area random. Non Probability
sampling meliputi sampling
sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling
jenuh dan snowball sampling
(Sugiyono, 2012:81).
a. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
1) Simple Random Sampling
Dikatan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada salam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
2) Proportionate Stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
3) Disproportionate Stratified Random
Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel,
bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
4) Cluster Sampling (Area Sampling)
Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel
bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk
suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan
dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi
yang telah ditetapkan.
Tempat sampling daerah ini sering digunakan melalui
dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, tahap berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secra sampling juga.
b. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:
1) Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya
anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua anggota itu diberi
nomot urut yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan
tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.
2) Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat
masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan.
Jimalah sampel yang ditentukan 500 orang. Lalu pengumpulan data belum
didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai,
karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
3) Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4) Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penlitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
Sampel ini lebih cocok digunakan pada penelitian kualitatif.
5) Sampling Jenuh
Sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang relative kecil, kurang dari
30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.
6) Snowball Sampling
Snowball
sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau
dua orang tetapi dengan dua orang ini
belim merasa lengkap terhadap data yang diberikan maka peneliti mencari orang
yang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sebelumnya. Penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball.
6. Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan
ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama
dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan
hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada
kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut
yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang
kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Beberapa pertimbangan lain yang selalu jadi
perhatian dalam menentukan ukuran sampel adalah
a. Faktor
ketelitian, mencakup:
1) Seberapa
jauh taraf kepercayaan yang diinginkan dalam penelitian itu.
2) Berapa
besarkah kekeliruan yang dapat diterima antara yang ditaksir dan penaksir.
b. Teknik
analis yang digunakan
Hal ini perlu
mendaoat perhatian karena tiap rumus yang akan dipakai selalu memepersyratakan
kondisi tertentu sebelum dapat digunakan. Seperti data harus normal, linear
atau homogen. Andaikata tidak memenuhi persyaratan tersebut peneliti terpaksa
menggunakan rumus non parametrik.
Salah satu rumus yang dapat
digunakan dalam menentukan ukuran sampel adalah:
Keterangan:
N =
Ukuran sampel
z = standar
skor pada tingkat kepercayaan yang diinginkan
e =
proporsisi kesalahan sampling
p =
proporsisi perkiraan kasus dalam populasi
Resco dalam buku research
Methods For Business (1982: 253) memberikan saran-saran tentang ukuran
sampel untuk penelitian seperti berikut ini:
a. Ukuran
sampel yang layak dalam penelitian adalah anrata 30 sampai dengan 500.
b. Bila
sampel dibagi dalam kategori (misalnya pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan
lain-lain) maka jumlah sampel setiap kategori minimal 30.
c. Bila
dalam penlitian akan melakukan anlisis dengan multivariate (korelasi atau
regresi ganda misalnya) maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah
variabel yang diteliti, misalnya variabel pebelitiannya ada 5
(independen+dependen) maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50
d. Untuk
penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masng-masing antara 10 s/d 20.
C.
Rancangan
Penelitian
1. Pengertian Rancangan Penelitian
Ketika kita akan
melakukan penelitian, terlebih dahulu kita sebagai peneliti harus mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian. Mulai dari membuat
perencanaan, merencanakan kerja sama dan memahami macam-macam etika penelitian.
Menurut Margono, (2010:100) Rancangan itu adalah alur kegiatan peneliti dalam
memecahkan masalah . Disusun secara matang dan cermat sehingga nantinya akan
sangat membantu peneliti maupun orang yang membaca hasil penelitiannya dalam
memahami masalah serta cara mengatasinya.
Rancangan penelitian
dapat juga dikatakan sebagai skema atau bagan karena rencana itu membuat atau
memuat peta kegiatan yang akan kita laksanakan dan digunakan sebagai petunjuk.
Rancangan juga mengingatkan kita untuk melakukan ini, jangan melakukan yang
itu, hati-hati dalam melakukan ini, ini tidak penting dan seterusnya. Ini
merupakan sebuah petunjuk dan pedoman seorang peneliti dalam menyelesaikan
penelitiannya dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
2. Jenis-Jenis Rancangan Penelitian
Rancangan
penelitian kuantitatif terdiri atas dua, yaitu desain eksperimen dan desain
non-eksperimen.
a. Desain
Eksperimen
1) Pre-Experimental Design
Dikatakan pre-experimental design, karena desain
ini belum merupakan eksperimen sesungguhnya. Mengapa? Karena masih terdapat
variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen.
a) One-Shot Case Study
Paada desain
ini, peneliti memberikan perlakuan (treatment) terhadap sekelompok subyek
tertentu, kemudian dilakukan pengukuram terhadap variable dependen Adapun bagan
dari one-shot case study
adalah sebagai berikut
X O
|
X
= Treatment yang diberikan
(Variabel Independen)
O
= Observasi (Variabel ependen)
|
Penelitian
ini mempunyai kelemahan, yaitu tidak mempunyai control sehingga tidak bisa
dilakukan komparasi. Peneliian ini tidak bisa mengantarkan kia sampai pada
kesimpulan penelitian yang bisa dipertahankan. Desain seperti ini mungkin
berguna untuk menjajaki masalah-masalah penelitian atau untuk mengembangkan
gagasan atau alat-alat tertentu.
b) One Group Pretest-Postest Design
Perbedaan dengan
desain pertama adalah, untuk the one
group pretest-posttest design, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan,
hasil perlakuan dapat diketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan.
O1 X O2
|
X = Treatment yang diberikan
O1 = Nilai pretest
O2 = Nilai posttest
|
Desain ini mempunyai beberapa
kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan
tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis (tidak menghasilkan
perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat mengalami
kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai
tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian.
Kejelekannya yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun. Sedangkan
keuntungannya adalah pretest memberi landasan komparasi sebelum dans esudah
perlakuan
c) Intact Group Comparison/Static Group
Comparison
Pada desain ini menggunakan satu kelompok
untuk penelitian yang dibagi menjadi dua, yaitu setengah kelompok untuk
eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok control (yang
tidak diberi perlakuan).
Adapun bagan desain penelitian ini
adalah sebagai berikut.
O1
X
O2
|
X = Treatment yang diberikan
O1
= Hasil pengukuran setengah
kelompok yang
diberi perlakuan
O2
= Hasil pengukuran setengah
kelompok yang
tidak diberi perlakuan
|
Ketiga bentuk desain preexperiment itu jika
diterapkan untuk penelitian akan banyak variabel luar masih berpengaruh dan
sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.
2) True Experimental
Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul)
karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas
pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa sampel yang
digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control sampel
dipilihsecara random.
a) Pretest-Only Control Design
Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random(R). Kelompok
pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak.
R X O2
R O4
|
|
Kelompok
yang diberikan perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak
diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh adanya
perlakuan adalah (O1:O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh
perlakuan dianalisis dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada
perbedaan yang signifikan antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan
yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
b) Pretest-Posttest Control Group
Design
Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk
mengetahui perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai kelompok eksperimen tidak
berbeda secara signifikan.
R O1 X O2
R O3 O4
|
|
3) Factorial Design
Desain factorial
merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan
adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variable independen)
terhadap hasil (variable dependen).
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
|
|
Pada desain ini
semua kelompok dipilih secara random kemudian diberi pretest. Kelompok yang
akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh
nilai pretest yang sama.
4) Quasi Experimental Design
Bentuk desain
ini merupakan pengembangan dari true xperimental design, yang sulit
dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan
sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel
yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang
sesungguhnya. Walaupun demikian desain ini lebih baik ari pre-experimental
design. Quasi experimental design, dugunakan karena pada kenyataannya sulit
mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian
a) Time Series Design
Dalam desain ini
kelompok yang digunakan tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi
perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila
hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti
tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kondisi
tidak labil maka perlakuan dapat mulai diberikan.
O3 O4
|
|
b) Nonequivalent Control Group Design
Desain ini
hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
b. Desain
Non-Eksperimen
1) Desain
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan
untuk mendiskripsikan atau menggambarakan fakta-fakta mengenai populasi secara
sistematis dan akurat. Dalam penelitian deskriptif, fakta-fakta hasil
penelitian disajikan apa adanya. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan,
atau dilanjutkan dengan dilakukannya penelitian analitik. Desain penelitian
deskriptif dibedakan menjadi dua, yaitu desain penelitian studi kasus dan
desain penelitian survai
a)
Desain Penelitian Studi Kasus
Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang
mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif, misalnya satu pasien,
keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi. Karakteristik studi kasus adalah
subjek yang diteliti sedikit tetapi aspek-aspek yang diteliti banyak.
b)
Desain Penelitian Survai
Survai adalah suatu desain penelitian yang
digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,
distribusi dan hubungan antar variable dalam suatu populasi. Karakteristik dari
penelitian survai adalah bahwa subjek yang diteliti banyak atau sangat banyak,
sedangkan aspek yang diteliti sangat terbatas.
2)
Desain Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu factor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien
korelasi. Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu
variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain dan dengan demikian dalam
rancangan korelasional peneliti melibatkan paling tidak dua variabel. Jika
variabel yang diteliti ada dua, maka masing-masing merupakan variabel bebas dan
variabel terikat. Bila variabel yang diteliti lebih dari dua, maka dua atau
lebih variabel sebagai variabel bebas atau prediktor dan satu variabel sebagai
variabel terikat atau kriterium.
3)
Desain Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian kausal-komparatif difokuskan untuk
membandingkan variable bebas dari beberapa kelompok subjek yang mendapat
pengaruh yang berbeda dari variabel bebas. Pengaruh variabel bebas terhadap
variable terikat terjadi bukan karena perlakuan dari peneliti melainkan telah
berlangsung sebelum penelitian dilakukan. Desain penelitian
kausal-komparatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu desain penelitian kohort
dan desain penelitian kasus control
a)
Desain Penelitian Kohort
Pendekatan yang dipakai pada desain penelitian
kohort adalah pendekatan waktu secara longitudinal atau time period
approach. Sehingga penelitian ini disebut juga penelitian prospektif.
b)
Desain Penelitian Kasus Kontrol
Desain penelitian kasus kontrol merupakan
kebalikan dari desain penelitian kohort, dimana peneliti melakukan pengukuran
pada variabel terikat terlebih dahulu. Sedangkan variabel bebas dteliti secara
retrospektif untuk menentukan ada tidaknya pengaruh pada variabel terikat.
4)
Desain Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan atau action research
merupakan penelitian yang bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan
baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsung di dunia kerja atau dunia actual yang lain
Penelitian tindakan mempunyai ciri-ciri:
a)
praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia
kerja
b)
menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah
dan perkembangan-perkembangan baru
c)
fleksibel dan adaptatif
d)
memiliki kekurangan dalam hal ketertiban ilmiah.
Secara skematis desain penelitian tindakan
dapat divisualisasikan sebagai berikut.
a)
Observasi Lapangan
Teknik observasi lapangan menawarkan
metodelogi pendekatan yang sangat umum untuk meneliti tingkah laku. Dalam
tipe penelian observasi lapangan ini, peneliti membuat observasi ini dalam
setting yang alami (lapangan) dengan jangka waktu yang luas. Observasi lapangan
umumnya digunakan dalam antropologi. Para antropolog hidup dengan kelompok
dengan budaya yang lain dan kemudian menulis laporan termasuk hasil
observasinya dan interpretasi dari observasi ini.
b)
Studi Kasus
Studi kasus memberikan
gambaran tentang individu. Tergantung pada tujuan
dari penyelidikan, kasus ini MAV studi menyajikan sejarah individu. gejala, karakteristik perilaku, reaksi terhadap
situasi tertentu, atau tanggapan terhadap pengobatan. Biasanya, sebuah studi kasus disajikan ketika
seorang individu memiliki kondisi yang sangat jarang atau tidak biasa.
Studi kasus menyediakan deskripsi secara individual.
Tergantung pada tujuan dari investigasi, studi kasus mungkin menunjukkan
sejarah individu, gejala, karakteristik tingkah laku, reaksi terhadap situasi
tertentu, atau respon terhadap pengobatan. Studi kasus ditunjukkan ketika
individu berada pada kondisi yang sangat jarang atau tidak biasa.
c)
Survey
Survey digunakan untuk memperoleh deskripsi
akurat dari karakteristik sebuah kelompok individu (disebut juga populasi).
Ketika tehnik sampel ilmiah digunakan, hasil survey dapat diinterpretasikan
sebagai sebuah gambaran yang akurat dari pendapat seluruh populasi. Studi kasus adalah berharga dalam informasi
kepada kita tentang kondisi yang jarang atau tidak biasa dan dengan demikian
tidak mudah dipelajari dalam cara lain. Mengevaluasi hasil survei, adalah sangat penting untuk memeriksa
bagaimana tanggapan diperoleh dan apa populasi diteliti. Organisasi-organisasi jajak pendapat utama
biasanya menaruh perhatian besar untuk mendapatkan sampel yang representatif
dari orang dewasa dalam masyarakat kita. Namun, survei-survei lainnya, seperti yang dipublikasikan di sebuah
majalah tertentu, memiliki generalisasi terbatas karena hasil didasarkan pada
orang yang membaca majalah dan cukup tertarik untuk menyelesaikan dan surat
dalam kuesioner.
d)
Arsip Penelitian
Data arsip merujuk pada
informasi yang ada. Peneliti tidak
benar-benar mengumpulkan data asli. Sebaliknya
ia menganalisis data yang ada, seperti statistik yang merupakan bagian dari
catatan publik, laporan dari antropolog, atau isi dari surat kepada
editor.Arsip data yang sering digunakan dalam penyelidikan variabel sejarah dan
dalam lintas budaya penelitian. Penggunaan
data arsip memungkinkan peneliti untuk mempelajari pertanyaan-pertanyaan
menarik yang tidak dapat dipelajari dengan cara lain. Data arsip memberikan suplemen berharga untuk
metode data lebih tradisional koleksi. Setidaknya ada dua masalah utama dengan menggunakan data arsip,
namun. Pertama, catatan sejarah
yang diinginkan mungkin sulit diperoleh, karena sering catatan telah hilang
atau hancur. Kedua, kita tidak
pernah benar-benar yakin terhadap ketepatan informasi yang dikumpulkan oleh
orang lain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam
langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Populasi
adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan
waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu.
Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang
menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari
kumpulan tersebut.
Selain itu, membuat rancangan penelitian juga merupakan
langkah penting dalam melakukan penelitian. Rancangan penelitian dapat dikatakan sebagai
skema atau bagan karena rencana itu membuat atau memuat peta kegiatan yang akan
kita laksanakan dan digunakan sebagai petunjuk. Dalam penelitian kuantitatif,rancangan
penelitian yang digunakan adalah ddesain eksperimen
B.
Saran
Dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran penulis
kepada para pembaca yang ingin mengembangkan makalah ini adalah diharapkan
dapat menambah dan memperlas kajian mengenai populasi, sampel, dan rancangan
penelitian, sehingga bisa memberikan gambaran secara lebih lengkap dan nyata
DAFTAR RUJUKAN
Margono.
2010. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Sugiyono.
2006. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Yusuf,
Muri. A. 2007. Metodologi Penelitian.
Padang: UNP Press
www.academia.edu/6423952/Copy_tugas_RANCANGAN_PENELITIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar