Kamis, 25 September 2014

Makalah Metodologi Penelitian "Populasi, Sampel, dan Rancangan Penelitian"

Makalah
METODOLOGI PENELITIAN
Tentang
POPULASI, SAMPEL, DAN RANCANGAN PENELITIAN


 




Oleh:



Lusi Englita
14205026



Nurkumala Sari
14205037



Rezki Donhenri
14205047



Elpi Julianti
14205080

Dosen Pembimbing:
Dr. Armiati, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang kita ketahui. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek
Selain itu, membuat  rancangan penelitian juga merupakan langkah penting dalam melakukan penelitian. Rancangan atau desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian populasi?
2.      Apa saja jenis-jenis populasi?
3.      Apa pengertian sampel?
4.      Bagaimana cirri-ciri sampel yang baik?
5.      Apa alasan menggunakan sampling?
6.      Apa keuntungan penggunaan sampel?
7.      Bagaimana cara mengambil sampel?
8.      Bagaimana cara menentukan sampel?
9.      Apa yang dimaksud dengan rancangan penelitian?
10.  Jelaskan jenis-jenis rancangan penelitian kuantitatif?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian populasi
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis populasi
3.      Untuk mengetahui pengertian sampel
4.      Untuk mengetahui cirri-ciri sampel yang baik
5.      Untuk mengetahui alasan penggunaan sampling
6.      Untuk mengetahui keuntungan penggunaan sampel
7.      Untuk mengetahui  bagaimana cara mengambil sampel
8.      Untuk mengetahui  bagaimana cara menentukan sampel
9.      Untuk mengetahui pengertian rancangan penelitian
10.  Untuk mengetahui jenis-jenis rancangan penelitian kuantitatif




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Populasi
1. Pengertian Populasi
Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya dalam Sugiyono (2006:117)
Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi adalah:
a.       Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan.
b.      Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang telah ditetapkan.
c.       Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat tertentu yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.
d.      Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.

2.      Jenis-Jenis Populasi
Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
a.       Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.
b.      Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti pasir di pantai.
Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini
a.       Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
b.      Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

B.     Sampel
1.      Pengertian Sampel
Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian sampel adalah sebagai berikut
a.       Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah mewakili populasi.
b.      Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah sebagian dari suatu hal yang luas, yang khusus dipilih untuk mewakili keseluruhan.
c.       Kerlinger (1973:118) menyatakan: Sampling is taking any portion of a population or universe as representative of that population or universe.
d.      Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan hati-hati sehingga dengan melalui cara sedemikian peneliti akan dapat melihat karakteristik total populasi.

2.      Ciri-Ciri Sampel yang Baik
Berangkat dari berbagi pendapat yang telah diutarakan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sampel yang baik adalah:
a.       Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan benar.
b.      Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c.       Besarnya ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.

3.      Alasan Sampling
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel menurut Sudjana (2002:161) adalah
a.       Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya tidak diketahui  dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu  sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar ,tidak praktis untuk mengumpulkan  data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b.      Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
c.       Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih cepat.
d.      Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
e.        Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat  dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f.       Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian  sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi



4.      Keuntungan Penggunaan Sampel
Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel, yaitu
a.       Biaya menjadi berkurang
b.      Lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data
c.       Lebih akurat
d.      Lebih luas ruang cakupan penelitian

5.      Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non Probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling (Sugiyono, 2012:81).
a.       Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
1)      Simple Random Sampling
Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada salam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
2)      Proportionate Stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
3)      Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

4)      Cluster Sampling (Area Sampling)
Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Tempat sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secra sampling juga.
b.      Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:
1)      Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua anggota itu diberi nomot urut yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.
2)      Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan. Jimalah sampel yang ditentukan 500 orang. Lalu pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
3)      Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4)      Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penlitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan pada penelitian kualitatif.
5)      Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6)      Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang tetapi dengan dua  orang ini belim merasa lengkap terhadap data yang diberikan maka peneliti mencari orang yang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball.

6.      Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Beberapa pertimbangan lain yang selalu jadi perhatian dalam menentukan ukuran sampel adalah
a.       Faktor ketelitian, mencakup:
1)      Seberapa jauh taraf kepercayaan yang diinginkan dalam penelitian itu.
2)      Berapa besarkah kekeliruan yang dapat diterima antara yang ditaksir dan penaksir.
b.      Teknik analis yang digunakan
Hal ini perlu mendaoat perhatian karena tiap rumus yang akan dipakai selalu memepersyratakan kondisi tertentu sebelum dapat digunakan. Seperti data harus normal, linear atau homogen. Andaikata tidak memenuhi persyaratan tersebut peneliti terpaksa menggunakan rumus non parametrik.
Salah satu rumus yang dapat digunakan dalam menentukan ukuran sampel adalah:
Keterangan:
N   = Ukuran sampel
z    = standar skor pada tingkat kepercayaan yang diinginkan
e    = proporsisi kesalahan sampling
p    = proporsisi perkiraan kasus dalam populasi

Resco dalam buku research Methods For Business (1982: 253) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:
a.       Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah anrata 30 sampai dengan 500.
b.      Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah sampel setiap kategori minimal 30.
c.       Bila dalam penlitian akan melakukan anlisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya) maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti, misalnya variabel pebelitiannya ada 5 (independen+dependen) maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50
d.      Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masng-masing antara 10 s/d 20.

C.    Rancangan Penelitian
1.      Pengertian Rancangan Penelitian
Ketika kita akan melakukan penelitian, terlebih dahulu kita sebagai peneliti harus mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian. Mulai dari membuat perencanaan, merencanakan kerja sama dan memahami macam-macam etika penelitian. Menurut Margono, (2010:100) Rancangan itu adalah alur kegiatan peneliti dalam memecahkan masalah . Disusun secara matang dan cermat sehingga nantinya akan sangat membantu peneliti maupun orang yang membaca hasil penelitiannya dalam memahami masalah serta cara mengatasinya.
Rancangan penelitian dapat juga dikatakan sebagai skema atau bagan karena rencana itu membuat atau memuat peta kegiatan yang akan kita laksanakan dan digunakan sebagai petunjuk. Rancangan juga mengingatkan kita untuk melakukan ini, jangan melakukan yang itu, hati-hati dalam melakukan ini, ini tidak penting dan seterusnya. Ini merupakan sebuah petunjuk dan pedoman seorang peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

2.      Jenis-Jenis Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian kuantitatif terdiri atas dua, yaitu desain eksperimen dan desain non-eksperimen.
a.       Desain Eksperimen
1)      Pre-Experimental Design
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sesungguhnya. Mengapa? Karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen.
a)      One-Shot Case Study
Paada desain ini, peneliti memberikan perlakuan (treatment) terhadap sekelompok subyek tertentu, kemudian dilakukan pengukuram terhadap variable dependen Adapun bagan dari one-shot case study
adalah sebagai berikut

X         O

X = Treatment yang diberikan
(Variabel Independen)
O = Observasi (Variabel ependen)

Penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu tidak mempunyai control sehingga tidak bisa dilakukan komparasi. Peneliian ini tidak bisa mengantarkan kia sampai pada kesimpulan penelitian yang bisa dipertahankan. Desain seperti ini mungkin berguna untuk menjajaki masalah-masalah penelitian atau untuk mengembangkan gagasan atau alat-alat tertentu.
b)      One Group Pretest-Postest Design
Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk the one group pretest-posttest design, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan dapat diketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan.

O1          X         O2

X = Treatment yang diberikan
O1 = Nilai pretest
O2 = Nilai posttest
Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis (tidak menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian. Kejelekannya yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun. Sedangkan keuntungannya adalah pretest memberi landasan komparasi sebelum dans esudah perlakuan
c)      Intact Group Comparison/Static Group Comparison
Pada desain ini menggunakan satu kelompok untuk penelitian yang dibagi menjadi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan).
Adapun bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut.

O1
X  
O2
X = Treatment yang diberikan
O1 = Hasil pengukuran setengah
kelompok yang diberi perlakuan
O2 = Hasil pengukuran setengah
kelompok yang tidak diberi perlakuan
Ketiga bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan banyak variabel luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.
2)      True Experimental
Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul) karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi. Ciri utama dari  true experimental adalah bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control sampel dipilihsecara random.
a)      Pretest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random(R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak.

R         X         O2

R                     O4


Kelompok yang diberikan perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1:O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
b)      Pretest-Posttest Control Group Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan.

R         O1          X         O2

R         O3                      O4



3)      Factorial Design
Desain factorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variable independen) terhadap hasil (variable dependen).
R         O1          X         Y1        O2
R         O3                      Y1        O4
R         O5          X         Y2        O6
R         O7                      Y2        O8


Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random kemudian diberi pretest. Kelompok yang akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest yang sama.
4)      Quasi Experimental Design
Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true xperimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya. Walaupun demikian desain ini lebih baik ari pre-experimental design. Quasi experimental design, dugunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian
a)      Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kondisi tidak labil maka perlakuan dapat mulai diberikan.

O1        X            O2
O3                       O4


b)      Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
b.      Desain Non-Eksperimen
1)      Desain Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendiskripsikan atau menggambarakan fakta-fakta mengenai populasi secara sistematis dan akurat. Dalam penelitian deskriptif, fakta-fakta hasil penelitian disajikan apa adanya. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan, atau dilanjutkan dengan dilakukannya penelitian analitik. Desain penelitian deskriptif dibedakan menjadi dua, yaitu desain penelitian studi kasus dan desain penelitian survai
a)      Desain Penelitian Studi Kasus
Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif, misalnya satu pasien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi. Karakteristik studi kasus adalah subjek yang diteliti sedikit tetapi aspek-aspek yang diteliti banyak.
b)      Desain Penelitian Survai
Survai adalah suatu desain penelitian yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variable dalam suatu populasi. Karakteristik dari penelitian survai adalah bahwa subjek yang diteliti banyak atau sangat banyak, sedangkan aspek yang diteliti sangat terbatas.
2)      Desain Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu factor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain dan dengan demikian dalam rancangan korelasional peneliti melibatkan paling tidak dua variabel. Jika variabel yang diteliti ada dua, maka masing-masing merupakan variabel bebas dan variabel terikat. Bila variabel yang diteliti lebih dari dua, maka dua atau lebih variabel sebagai variabel bebas atau prediktor dan satu variabel sebagai variabel terikat atau kriterium.
3)      Desain Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian kausal-komparatif difokuskan untuk membandingkan variable bebas dari beberapa kelompok subjek yang mendapat pengaruh yang berbeda dari variabel bebas. Pengaruh variabel bebas terhadap variable terikat terjadi bukan karena perlakuan dari peneliti melainkan telah berlangsung sebelum penelitian dilakukan.  Desain penelitian kausal-komparatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu desain penelitian kohort dan desain penelitian kasus control
a)      Desain Penelitian Kohort
Pendekatan yang dipakai pada desain penelitian kohort adalah pendekatan waktu secara longitudinal atau time period approach. Sehingga penelitian ini disebut juga penelitian prospektif.
b)      Desain Penelitian Kasus Kontrol
Desain penelitian kasus kontrol merupakan kebalikan dari desain penelitian kohort, dimana peneliti melakukan pengukuran pada variabel terikat terlebih dahulu. Sedangkan variabel bebas dteliti secara retrospektif untuk menentukan ada tidaknya pengaruh pada variabel terikat.
4)      Desain Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan atau action research merupakan penelitian yang bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia actual yang lain
Penelitian tindakan mempunyai ciri-ciri:
a)      praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja
b)      menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan-perkembangan baru
c)      fleksibel dan adaptatif
d)     memiliki kekurangan dalam hal ketertiban ilmiah.
Secara skematis desain penelitian tindakan dapat divisualisasikan sebagai berikut.
a)      Observasi Lapangan
Teknik observasi lapangan menawarkan metodelogi pendekatan yang sangat umum untuk meneliti tingkah laku.  Dalam tipe penelian observasi lapangan ini, peneliti membuat observasi ini dalam setting yang alami (lapangan) dengan jangka waktu yang luas. Observasi lapangan umumnya digunakan dalam antropologi. Para antropolog hidup dengan kelompok dengan budaya yang lain dan kemudian menulis laporan termasuk hasil observasinya dan interpretasi dari observasi ini.
b)       Studi Kasus
Studi kasus memberikan gambaran tentang individu. Tergantung pada tujuan dari penyelidikan, kasus ini MAV studi menyajikan sejarah individu. gejala, karakteristik perilaku, reaksi terhadap situasi tertentu, atau tanggapan terhadap pengobatan. Biasanya, sebuah studi kasus disajikan ketika seorang individu memiliki kondisi yang sangat jarang atau tidak biasa.
Studi kasus menyediakan deskripsi secara individual. Tergantung pada tujuan dari investigasi, studi kasus mungkin menunjukkan sejarah individu, gejala, karakteristik tingkah laku, reaksi terhadap situasi tertentu, atau respon terhadap pengobatan. Studi kasus ditunjukkan ketika individu berada pada kondisi yang sangat jarang atau tidak biasa.
c)      Survey
Survey digunakan untuk memperoleh deskripsi akurat dari karakteristik sebuah kelompok individu (disebut juga populasi). Ketika tehnik sampel ilmiah digunakan, hasil survey dapat diinterpretasikan sebagai sebuah gambaran yang akurat dari pendapat seluruh populasi. Studi kasus adalah berharga dalam informasi kepada kita tentang kondisi yang jarang atau tidak biasa dan dengan demikian tidak mudah dipelajari dalam cara lain. Mengevaluasi hasil survei, adalah sangat penting untuk memeriksa bagaimana tanggapan diperoleh dan apa populasi diteliti. Organisasi-organisasi jajak pendapat utama biasanya menaruh perhatian besar untuk mendapatkan sampel yang representatif dari orang dewasa dalam masyarakat kita. Namun, survei-survei lainnya, seperti yang dipublikasikan di sebuah majalah tertentu, memiliki generalisasi terbatas karena hasil didasarkan pada orang yang membaca majalah dan cukup tertarik untuk menyelesaikan dan surat dalam kuesioner.
d)     Arsip Penelitian
Data arsip merujuk pada informasi yang ada. Peneliti tidak benar-benar mengumpulkan data asli. Sebaliknya ia menganalisis data yang ada, seperti statistik yang merupakan bagian dari catatan publik, laporan dari antropolog, atau isi dari surat kepada editor.Arsip data yang sering digunakan dalam penyelidikan variabel sejarah dan dalam lintas budaya penelitian. Penggunaan data arsip memungkinkan peneliti untuk mempelajari pertanyaan-pertanyaan menarik yang tidak dapat dipelajari dengan cara lain. Data arsip memberikan suplemen berharga untuk metode data lebih tradisional koleksi. Setidaknya ada dua masalah utama dengan menggunakan data arsip, namun. Pertama, catatan sejarah yang diinginkan mungkin sulit diperoleh, karena sering catatan telah hilang atau hancur. Kedua, kita tidak pernah benar-benar yakin terhadap ketepatan informasi yang dikumpulkan oleh orang lain. 




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut.
Selain itu, membuat  rancangan penelitian juga merupakan langkah penting dalam melakukan penelitian. Rancangan penelitian dapat dikatakan sebagai skema atau bagan karena rencana itu membuat atau memuat peta kegiatan yang akan kita laksanakan dan digunakan sebagai petunjuk. Dalam penelitian kuantitatif,rancangan penelitian yang digunakan adalah ddesain eksperimen

B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran penulis kepada para pembaca yang ingin mengembangkan makalah ini adalah diharapkan dapat menambah dan memperlas kajian mengenai populasi, sampel, dan rancangan penelitian, sehingga bisa memberikan gambaran secara lebih lengkap dan nyata


 DAFTAR RUJUKAN




Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Yusuf, Muri. A. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press

www.academia.edu/6423952/Copy_tugas_RANCANGAN_PENELITIAN




Tidak ada komentar:

Posting Komentar