Jumat, 12 Desember 2014

Makalah Pengelolaan Pusat Sumber Belajar




LANDASAN PUSAT SUMBER BELAJAR


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
 Pusat Sumber Belajar (PSB) adalah suatu unit dalam suatu instansi yang berperan mendorong efektivitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan, fungsi pengadaan, pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, serta fungsi lain yang relevan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran (Darmansyah, 2013:3). Pendirian PSB di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi adalah upaya untuk menyediakan kesempatan belajar bagi peserta didik yanlebih mengkomodasi perbedaan individu.
Keberadaan PSB di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi memiliki beberapa landasan penting, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan yuridif normatif, landasan teknologis, dan  landasan empiris. Landasan-landasan tersebut merupakan penjelasan secara rasionalitas ilmiah, bahwa eksistensi PSB bukan sebagai pelengkap semata dalam lingkungan pendidikan, melainkan kebutuhan bahkan kewajiban yang harus dipenuhi untuk melayani peserta uag memiliki karakteristik yang berbeda.

B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah apa saja yang landasan pendirian pusat sumber belajar?

C.  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui landasan yang mendasari pendirian pusat sumber belajar.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Landasan filosofis
Landasan filosofis memberikan pemahaman bahwa manusia itu terlahir dengan karakterisik yang berbeda, maka pembelajaran harus diberikan dengan cara yang berbeda. Manusia memiliki karakteristik yang berbeda sebagaimana berbedanya sidik jari yang dimiliki seseorang. Begitu juga halnya dengan peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan karakteristik itu berimplikasi terhadap cara belajar mereka. Cara belajar yang berbeda harus dilayani dengan cara belajar yang tidak sama.
Menurut Darmansyah (2013:50), ada tiga jenis cara belajar agau gaya belajar, yaitu:
1.    Gaya belajar visual
Gaya belajar visual merupakan gaya belajar melalui apa yang dilihat. Ciri-ciri gaya belajar visual adalah teliti terhadap yang detail, mengingat dengan mudah apa yang dilihat, mempunyai masalah dengan instruksi lisan, ttidak mudah terganggu dengan suara gadugh, pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca daripada dibacakan, lebih suka metode emonstrasi daripada ceramah, bila menyampaikan gagasan sulit memilih kata.
Mereka yang meiliki gaya belajar visual harus dapat dilayan dengan stimulus dari lingkungan secara visual. Oleh karena itu, kehadiran PSB yang menyediakan berbagai macam sumber belajar akan sangat membantu dalam pemerolehan pengetahuan dan keterampilan.
2.    Gaya belajar auditorial
Gsys belajar auditorial merupakan gaya belajar melalui apa yang didengar. Ciri-ciri gaya belajar auditorial adalah bicara pada diri sendiri padda saat bekerja, konsentrasi mudah terganggu oleh suara ribut, sengang bersuara keras ketika membaca, sulit menulis tapi mudah bercerita, pembicara yang fasih, sulit belajar dalam suasana bising, lebih suka musik daripada lukisan, bicara dalam irama yang terpola, lebih suka gurauan lisan daripada membaca buku humor, dan mudah menirukan nada, irama, dan warna suara.  
3.    Gaya belajar kinestetik
Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar lewat gerak da sentuhan. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, menyentuh orang untuk mendapat perhatian, banyak bergerak dan selalu berorientasi pada fisik, menggunakan jari sebagai penunjuk dalam membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak bisa diam dalam waktu lama, menyukai permainan yang menyibukkan, selalu ingin melakukan sesuatu, dan tidak mudah mengingat letak geografis.
Keragaman untuk gaya belajar yang berbeda tentunya akan menemukan kesulitan. Melayani kebutuhan belajar yang berbeda sulit dilakukan melalui pembelajaran tradisional klasikal. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk melayani kebutuhan belajar yang berbeda itu dengan menyediakan sumber dan tempat belajar selain kelas tradisional, yaitu pusat sumber bela pelayajar. Pusat sumber belajar diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik melalui peilihan media pembelajaran yang tepat.

B.  Landasan Psikologis
Landasan psikologis memastikan bahwa manusia memiliki kecenderungan psikologis yang sangat beragam, maka pembelajaran tidak akan efektif jika pembelajaran diberikan dengan cara yang seragam. Cara belajar peserta didik yang berbeda seharusnya dilayani dengan cara yang berbeda. Pembelajaran klassikal yanag bernuansa tradisioanal selama ini belum mampu memberikan pelayanan kepada peserta didik sesuai dengan kondisi dan kecenderingan kejiwaan yang dimiliknya.
Dengan adanya PSB, kita bisa melakukan pelayanan yang berbeda terhadap kecenderungan psikologis peserta didik yang berbeda. Penyediaan berbagai sumber belajar dalam berbagai bentuk, model, dan jenis di PSB memungkinkan peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecenderungan psikologis yang dimiliknya. PSB yang dirancang dengan baik dan mempertimbangkan perbedaan peserta didik, akan membantu peserta didik memenuhi kebutuhan belajar mereka yang berbeda, memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar lebih baik. PSB yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas mendorong peserta didik untuk berinteraksi dengan sumber belajar lebih baik dan pada gilirannya akan meningkatkan efektivitas dan efesiensi pembelajaran (Darmasnyah, 2013:52).

C.  Landasan Yuridis Normatif
Landasan yuridis normatif membicarakan tentang standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki lembaga pendidikan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam definisi pendidikan yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasioanal, terdapat hal penting yang berkaitan dengan PSB, yaitu mewujudkan suasana dan proses pembelajaran melalui usaha sadar dan perencanaan yang matang. Menurut Darmasnyah (2013:53), suasana belajar yang dimaksud adalah suasana yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan penuh motivasi, mendorong keingintahuan peserta didik, melaksanakan berbagai kegiatan yang berbentuk inkuiriyang didukung fasilitas belajar yang memadai.
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan UU RI N0 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (pengertian pembelajaran), jelas bahwa sumber belajar dan pendidik mutlak diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran hanya akan berlangsung apabila terdapat interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dan pendidik. Dengan kata lain tanpa sumber belajar maka pembelajaran tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan optimal, karena tidak akan mencukupi untuk mewujudkan pembelajaran bila interaksi yang terjadi hanya antara peserta didik denagn pendidik saja (Darmansyah, 2013:53).
Oleh karena sumber belajar yang beraneka ragam, PSB sangat berperan dalam menyediakan berbagai informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam mengembangkan berbagai kompetensi yang diinginkan pada mata pelajaran yang dipelajari.

D.  Landasan Teknologis
Landasan teknologis merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar sesuai dengan gaya belajar atau modalitas belajar peserta didik. PSB berupaya menghadirkan berbagai bentuk dan jenis sumber belajar bagi peserta didik dan pendidik. Landasan teknologi ini sangat diperlukan, terutama untuk memecahkan persoalan belajar manusia agar dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil secara maksimal. Pemecahan masalah belajar tersebut hadir dalam bentuk semua sumber belajar (komponen pendidikan) yang meliputi pesan, orang atau manusia, bahan peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan (Darmansyah, 2013:54).
Berbagai bentuk dan jenis sumber belajar itu hanya dapat dihadirkan melalui penggunaan media. Media memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap upaya mengkongkritkan materi ajar yang bersifat abstrak. Media dijadikan sebagai komponen belajar.
Menyediakan berbagai bentuk dan jenis sumber belajar di dalam kelas biasa merupakan hal yang sangat sulit dilakukan. Kesulitan itu muncul karena keterbatasan fasilitas yang tersedia dan minimnya keterampilan pendidik untuk merancang media. Dalam kondisi seperti ini, maka keberadaan PSB menjadi pilihan terbaik karena sumber daya yang dimiliki PSB cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

E.  Landasan Empiris
Landasan empiris mengungkapkan hasil penelitian di lapangan yang menyatakan bahwa pusat sumber belajar berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa salah satu ketentuan yang diatur dalam otonomi pendidikan adalah pemerintah mendorong satuan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan buku dan sumber belajar, Permasalahan utama dalam pemenuhan kebutuhan sumber belajar adalah tidak semua satuan pendidikan memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan mendapatkan sumber belajar sesuai kebutuhan.
Untuk mengatasi masalah ini, Direktorat Pembinaan SMA sejak tahun 2005 telah berusaha memfasilitasi satuan pendidikan melalui workshop pengembangan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK. Program ini difokuskan pada peningkatan kemampuan pendidik dalam penyusunan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK.  Pengembangan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK ini sudah dimulai sejak tahun 2005 hingga 2008 di 33 provinsi. Mulai tahun 2008 Direktorat Pembinaan SMA memfasilitasi kemauan dan kemampuan pendidik dalam pengembangan bahan ajar dan bahan uji dengan membentuk website PSB-SMA.  Tahun 2009, perkembangan website ini berkembang secara signifikan. Tahun 2010 jumlah bahan ajar yang tersedia dalam PSB-SMA terus bertambah. Ini berarti keberadaan PSB berdampak positif terhadap penigkata kualitas pendidikan khususnya pembelajaran. Artinya, program ini sangat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap peningkatan pemerolehan pengetahuan peserta didik. (Darmansyah, 2013:56-57).











BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Ada 5 landasan yang mendasari pendirian pusat sumber belajar yaitu:
1.    Landasan filosofis, memberikan pemahaman bahwa manusia itu terlahir dengan karakterisik yang berbeda, maka pembelajaran harus diberikan dengan cara yang berbeda.
2.    Landasan psikologis, memastikan bahwa manusia memiliki kecenderungan psikologis yang sangat beragam, maka pembelajaran tidak akan efektif jika pembelajaran diberikan dengan cara yang seragam.
3.    Landasan yuridis normatif, membicarakan tentang standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki lembaga pendidikan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara efektif dan efisien.
4.    Landasan teknologis, merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar sesuai dengan gaya belajar atau modalitas belajar peserta didik
5.    Landasan empiris, mengungkapkan hasil penelitian di lapangan yang menyatakan bahwa pusat sumber belajar berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik.

B.  Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, diharapkan kepada penulis selanjutnya agar memperluas kajian mengenai landasan pusat sumber belajar.

4 komentar: