LANDASAN PUSAT SUMBER BELAJAR
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat
Sumber Belajar (PSB) adalah suatu unit dalam suatu instansi yang berperan
mendorong efektivitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui
penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan, fungsi pengadaan,
pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, serta
fungsi lain yang relevan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran (Darmansyah, 2013:3). Pendirian PSB di lingkungan sekolah dan
perguruan tinggi adalah upaya untuk menyediakan kesempatan belajar bagi peserta
didik yanlebih mengkomodasi perbedaan individu.
Keberadaan
PSB di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi memiliki beberapa landasan
penting, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan yuridif
normatif, landasan teknologis, dan landasan empiris. Landasan-landasan tersebut
merupakan penjelasan secara rasionalitas ilmiah, bahwa eksistensi PSB bukan
sebagai pelengkap semata dalam lingkungan pendidikan, melainkan kebutuhan
bahkan kewajiban yang harus dipenuhi untuk melayani peserta uag memiliki
karakteristik yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
dalam makalah ini adalah apa saja yang landasan pendirian pusat sumber belajar?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui landasan yang mendasari pendirian pusat
sumber belajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Landasan filosofis
Landasan
filosofis memberikan pemahaman bahwa manusia itu terlahir dengan karakterisik
yang berbeda, maka pembelajaran harus diberikan dengan cara yang berbeda.
Manusia memiliki karakteristik yang berbeda sebagaimana berbedanya sidik jari
yang dimiliki seseorang. Begitu juga halnya dengan peserta didik. Peserta didik
memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan
karakteristik itu berimplikasi terhadap cara belajar mereka. Cara belajar yang
berbeda harus dilayani dengan cara belajar yang tidak sama.
Menurut
Darmansyah (2013:50), ada tiga jenis cara belajar agau gaya belajar, yaitu:
1. Gaya
belajar visual
Gaya
belajar visual merupakan gaya belajar melalui apa yang dilihat. Ciri-ciri gaya
belajar visual adalah teliti terhadap yang detail, mengingat dengan mudah apa
yang dilihat, mempunyai masalah dengan instruksi lisan, ttidak mudah terganggu
dengan suara gadugh, pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca daripada
dibacakan, lebih suka metode emonstrasi daripada ceramah, bila menyampaikan
gagasan sulit memilih kata.
Mereka
yang meiliki gaya belajar visual harus dapat dilayan dengan stimulus dari
lingkungan secara visual. Oleh karena itu, kehadiran PSB yang menyediakan
berbagai macam sumber belajar akan sangat membantu dalam pemerolehan
pengetahuan dan keterampilan.
2. Gaya
belajar auditorial
Gsys belajar
auditorial merupakan gaya belajar melalui apa yang didengar. Ciri-ciri gaya
belajar auditorial adalah bicara pada diri sendiri padda saat bekerja,
konsentrasi mudah terganggu oleh suara ribut, sengang bersuara keras ketika
membaca, sulit menulis tapi mudah bercerita, pembicara yang fasih, sulit
belajar dalam suasana bising, lebih suka musik daripada lukisan, bicara dalam
irama yang terpola, lebih suka gurauan lisan daripada membaca buku humor, dan
mudah menirukan nada, irama, dan warna suara.
3. Gaya
belajar kinestetik
Gaya belajar
kinestetik merupakan gaya belajar lewat gerak da sentuhan. Ciri-ciri gaya
belajar kinestetik adalah berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatian
fisik, menyentuh orang untuk mendapat perhatian, banyak bergerak dan selalu
berorientasi pada fisik, menggunakan jari sebagai penunjuk dalam membaca, banyak
menggunakan isyarat tubuh, tidak bisa diam dalam waktu lama, menyukai permainan
yang menyibukkan, selalu ingin melakukan sesuatu, dan tidak mudah mengingat
letak geografis.
Keragaman
untuk gaya belajar yang berbeda tentunya akan menemukan kesulitan. Melayani
kebutuhan belajar yang berbeda sulit dilakukan melalui pembelajaran tradisional
klasikal. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk melayani kebutuhan belajar
yang berbeda itu dengan menyediakan sumber dan tempat belajar selain kelas
tradisional, yaitu pusat sumber bela pelayajar. Pusat sumber belajar diharapkan
mampu memberikan pelayanan terbaik melalui peilihan media pembelajaran yang
tepat.
B. Landasan Psikologis
Landasan
psikologis memastikan bahwa manusia memiliki kecenderungan psikologis yang
sangat beragam, maka pembelajaran tidak akan efektif jika pembelajaran
diberikan dengan cara yang seragam. Cara belajar peserta didik yang berbeda
seharusnya dilayani dengan cara yang berbeda. Pembelajaran klassikal yanag
bernuansa tradisioanal selama ini belum mampu memberikan pelayanan kepada
peserta didik sesuai dengan kondisi dan kecenderingan kejiwaan yang dimiliknya.
Dengan adanya
PSB, kita bisa melakukan pelayanan yang berbeda terhadap kecenderungan psikologis
peserta didik yang berbeda. Penyediaan berbagai sumber belajar dalam berbagai
bentuk, model, dan jenis di PSB memungkinkan peserta didik dapat belajar sesuai
dengan kecenderungan psikologis yang dimiliknya. PSB yang dirancang dengan baik
dan mempertimbangkan perbedaan peserta didik, akan membantu peserta didik
memenuhi kebutuhan belajar mereka yang berbeda, memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk belajar lebih baik. PSB yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas
mendorong peserta didik untuk berinteraksi dengan sumber belajar lebih baik dan
pada gilirannya akan meningkatkan efektivitas dan efesiensi pembelajaran
(Darmasnyah, 2013:52).
C. Landasan Yuridis Normatif
Landasan
yuridis normatif membicarakan tentang standar sarana dan prasarana yang harus
dimiliki lembaga pendidikan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran
secara efektif dan efisien. Dalam definisi pendidikan yang tercantum dalam UU
No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasioanal, terdapat hal penting
yang berkaitan dengan PSB, yaitu mewujudkan suasana dan proses pembelajaran
melalui usaha sadar dan perencanaan yang matang. Menurut Darmasnyah (2013:53),
suasana belajar yang dimaksud adalah suasana yang memungkinkan peserta didik
dapat belajar dengan penuh motivasi, mendorong keingintahuan peserta didik,
melaksanakan berbagai kegiatan yang berbentuk inkuiriyang didukung fasilitas
belajar yang memadai.
Berdasarkan
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan UU RI N0 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional (pengertian pembelajaran), jelas bahwa sumber belajar dan
pendidik mutlak diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini
disebabkan karena proses pembelajaran hanya akan berlangsung apabila terdapat
interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dan pendidik. Dengan kata
lain tanpa sumber belajar maka pembelajaran tidak mungkin dapat dilaksanakan
dengan optimal, karena tidak akan mencukupi untuk mewujudkan pembelajaran bila
interaksi yang terjadi hanya antara peserta didik denagn pendidik saja
(Darmansyah, 2013:53).
Oleh
karena sumber belajar yang beraneka ragam, PSB sangat berperan dalam
menyediakan berbagai informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam
mengembangkan berbagai kompetensi yang diinginkan pada mata pelajaran yang
dipelajari.
D. Landasan Teknologis
Landasan
teknologis merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar sesuai dengan gaya
belajar atau modalitas belajar peserta didik. PSB berupaya menghadirkan
berbagai bentuk dan jenis sumber belajar bagi peserta didik dan pendidik.
Landasan teknologi ini sangat diperlukan, terutama untuk memecahkan persoalan
belajar manusia agar dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil secara maksimal.
Pemecahan masalah belajar tersebut hadir dalam bentuk semua sumber belajar
(komponen pendidikan) yang meliputi pesan, orang atau manusia, bahan peralatan,
teknik, dan latar atau lingkungan (Darmansyah, 2013:54).
Berbagai bentuk dan
jenis sumber belajar itu hanya dapat dihadirkan melalui penggunaan media. Media
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap upaya mengkongkritkan materi
ajar yang bersifat abstrak. Media dijadikan sebagai komponen belajar.
Menyediakan
berbagai bentuk dan jenis sumber belajar di dalam kelas biasa merupakan hal
yang sangat sulit dilakukan. Kesulitan itu muncul karena keterbatasan fasilitas
yang tersedia dan minimnya keterampilan pendidik untuk merancang media. Dalam
kondisi seperti ini, maka keberadaan PSB menjadi pilihan terbaik karena sumber
daya yang dimiliki PSB cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
E. Landasan Empiris
Landasan
empiris mengungkapkan hasil penelitian di lapangan yang menyatakan bahwa pusat
sumber belajar berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan hasil
belajar peserta didik. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA Departemen
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa salah satu ketentuan yang diatur dalam
otonomi pendidikan adalah pemerintah mendorong satuan pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan buku dan sumber belajar, Permasalahan utama dalam pemenuhan kebutuhan
sumber belajar adalah tidak semua satuan pendidikan memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dan mendapatkan sumber belajar sesuai kebutuhan.
Untuk
mengatasi masalah ini, Direktorat Pembinaan SMA sejak tahun 2005 telah berusaha
memfasilitasi satuan pendidikan melalui workshop pengembangan bahan ajar dan
bahan uji berbasis TIK. Program ini difokuskan pada peningkatan kemampuan
pendidik dalam penyusunan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK. Pengembangan bahan ajar dan bahan uji
berbasis TIK ini sudah dimulai sejak tahun 2005 hingga 2008 di 33 provinsi. Mulai
tahun 2008 Direktorat Pembinaan SMA memfasilitasi kemauan dan kemampuan
pendidik dalam pengembangan bahan ajar dan bahan uji dengan membentuk website
PSB-SMA. Tahun 2009, perkembangan
website ini berkembang secara signifikan. Tahun 2010 jumlah bahan ajar yang
tersedia dalam PSB-SMA terus bertambah. Ini berarti keberadaan PSB berdampak
positif terhadap penigkata kualitas pendidikan khususnya pembelajaran. Artinya,
program ini sangat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang sangat berarti
terhadap peningkatan pemerolehan pengetahuan peserta didik. (Darmansyah,
2013:56-57).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada 5 landasan
yang mendasari pendirian pusat sumber belajar yaitu:
1. Landasan
filosofis, memberikan pemahaman bahwa manusia itu terlahir dengan karakterisik
yang berbeda, maka pembelajaran harus diberikan dengan cara yang berbeda.
2. Landasan
psikologis, memastikan bahwa manusia memiliki kecenderungan psikologis yang
sangat beragam, maka pembelajaran tidak akan efektif jika pembelajaran diberikan
dengan cara yang seragam.
3. Landasan
yuridis normatif, membicarakan tentang standar sarana dan prasarana yang harus
dimiliki lembaga pendidikan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran
secara efektif dan efisien.
4. Landasan
teknologis, merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar sesuai dengan gaya
belajar atau modalitas belajar peserta didik
5. Landasan
empiris, mengungkapkan hasil penelitian di lapangan yang menyatakan bahwa pusat
sumber belajar berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan hasil
belajar peserta didik.
B. Saran
Makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, diharapkan kepada penulis selanjutnya agar
memperluas kajian mengenai landasan pusat sumber belajar.
sari ibes ambil untuk refensi yo sar.. untuk proposal makasih sar
BalasHapustunjuk an tugas ciek kak
BalasHapustolong refensinya cantumkan! terimakasih
BalasHapustolong refensinya cantumkan! terimakasih
BalasHapus